Judul Buku: Semesta Berpendar
Penulis: Taq Shams
Jenis Buku: Antologi Cerita Mini
Penerbit: Ash-Shaff
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2012
ISBN: 979-26-2936-4
Pengulas: Zickyn Chan, Koordinator Divisi Kaderisasi FLP Mojokerto
Membaca dan menulis adalah kegiatan yang simpel dan tidak banyak menyita waktu. Contohnya, membaca bisa dilakukan di sela-sela istirahat kerja. Menulis pun sama. Keduanya bisa dilakukan ketika menjelang istirahat malam atau sebelum tidur. Bagi sebagian orang, dalam sehari selalu meluangkan waktu beberapa saat untuk membaca dan menulis. Itu dilakukan setiap hari.
Dalam buku kumpulan cerita mini berjudul 'Semesta Berpendar', salah satu karya Taq Shams, ketua FLP Arab Saudi, ada cerita berjudul "Gila Buku". Setiap menjelang Ramadan, tokoh dalam cerita tersebut selalu membersihkan rak bukunya. Semua buku akan didonasikan ke taman baca di sekitarnya. Alasannya karena semua isi dari buku-buku tersebut sudah dia serap dan sudah dirangkum dalam jurnalnya. Maka, ini pun selaras dengan apa yang diucapkan oleh salah satu sahabat Nabi, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya." Jadi, biasakan diri kita menulis segala ilmu yang kita dapat, baik dari membaca atau mendengarkan.
Dari buku 'Semesta Berpendar' ini juga bisa diambil pelajaran bagaimana kita harus belajar mencintai buku dan membiasakan diri menulis. Dalam buku ini, ada satu kutipan yang disematkan penulis, "Membaca dan menulis adalah cara unik dalam mencinta." Kalau kita berpikir, itu memang benar. Dengan menulis, kita dapat menikahkan kata-kata dengan pasangannya dan terangkai menjadi kalimat yang abadi.
Buku tersebut berisi sembilan cerita mini yang semuanya sarat akan makna. Tebalnya tidak lebih dari seratus halaman. Saking mininya, buku tersebut bisa dibaca sewaktu santai sambil menyesap nikmatnya teh pada sore hari. Barangkali, kita akan lebih dulu selesai membaca sebelum teh itu habis.
Buku kumpulan cerita mini tersebut menjadi bukti bahwa untuk menjadi penulis tidak harus buru-buru membuat karya yang besar. Kesuksesan itu diawali dengan hal-hal kecil dan sederhana. Meski tujuan kita jauh lebih tinggi, tetap kita harus menapakkan kaki dimulai dari bawah. Kita mengawali dari hal kecil dan sederhana. Bukan "sederhana" nama rumah makan, ya.
Terakhir, ada kutipan dari rangkaian kata hasil karya Taq Shams yang mungkin bisa melecutkan semangat kita dalam membaca dan menulis. "Mengeja. Hingga huruf-huruf itu bicara. Ada pelita pada setiap cita. Ada cahaya pada setiap kata. Sebuah tekad yang merealita. Insyaallah." (Taq Shams dalam buku antologi cerita mini berjudul 'Semesta Berpendar')05:50
Penulis: Taq Shams
Jenis Buku: Antologi Cerita Mini
Penerbit: Ash-Shaff
Tahun Terbit: Cetakan pertama, 2012
ISBN: 979-26-2936-4
Pengulas: Zickyn Chan, Koordinator Divisi Kaderisasi FLP Mojokerto
Membaca dan menulis adalah kegiatan yang simpel dan tidak banyak menyita waktu. Contohnya, membaca bisa dilakukan di sela-sela istirahat kerja. Menulis pun sama. Keduanya bisa dilakukan ketika menjelang istirahat malam atau sebelum tidur. Bagi sebagian orang, dalam sehari selalu meluangkan waktu beberapa saat untuk membaca dan menulis. Itu dilakukan setiap hari.
Dalam buku kumpulan cerita mini berjudul 'Semesta Berpendar', salah satu karya Taq Shams, ketua FLP Arab Saudi, ada cerita berjudul "Gila Buku". Setiap menjelang Ramadan, tokoh dalam cerita tersebut selalu membersihkan rak bukunya. Semua buku akan didonasikan ke taman baca di sekitarnya. Alasannya karena semua isi dari buku-buku tersebut sudah dia serap dan sudah dirangkum dalam jurnalnya. Maka, ini pun selaras dengan apa yang diucapkan oleh salah satu sahabat Nabi, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya." Jadi, biasakan diri kita menulis segala ilmu yang kita dapat, baik dari membaca atau mendengarkan.
Dari buku 'Semesta Berpendar' ini juga bisa diambil pelajaran bagaimana kita harus belajar mencintai buku dan membiasakan diri menulis. Dalam buku ini, ada satu kutipan yang disematkan penulis, "Membaca dan menulis adalah cara unik dalam mencinta." Kalau kita berpikir, itu memang benar. Dengan menulis, kita dapat menikahkan kata-kata dengan pasangannya dan terangkai menjadi kalimat yang abadi.
Buku tersebut berisi sembilan cerita mini yang semuanya sarat akan makna. Tebalnya tidak lebih dari seratus halaman. Saking mininya, buku tersebut bisa dibaca sewaktu santai sambil menyesap nikmatnya teh pada sore hari. Barangkali, kita akan lebih dulu selesai membaca sebelum teh itu habis.
Buku kumpulan cerita mini tersebut menjadi bukti bahwa untuk menjadi penulis tidak harus buru-buru membuat karya yang besar. Kesuksesan itu diawali dengan hal-hal kecil dan sederhana. Meski tujuan kita jauh lebih tinggi, tetap kita harus menapakkan kaki dimulai dari bawah. Kita mengawali dari hal kecil dan sederhana. Bukan "sederhana" nama rumah makan, ya.

Terakhir, ada kutipan dari rangkaian kata hasil karya Taq Shams yang mungkin bisa melecutkan semangat kita dalam membaca dan menulis. "Mengeja. Hingga huruf-huruf itu bicara. Ada pelita pada setiap cita. Ada cahaya pada setiap kata. Sebuah tekad yang merealita. Insyaallah." (Taq Shams dalam buku antologi cerita mini berjudul 'Semesta Berpendar')05:50

0 Komentar