Judul: Ilusi Malahayu
Penulis: Tim Penulis FLP
Jenis Buku: Kumpulan Cerpen
Penerbit: FLP Publishing
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 212 halaman
ISBN: 978-602-1614-61-7
Pengulas: D.A. Pitaloka
Ilusi Malahayu merupakan antologi cerpen oleh 21 orang anggota FLP seluruh dunia yang akan membawa kita menjelajah bumi dengan beragam keanekaragaman dan hikmahnya. Naskah yang dibukukan tersebut disunting oleh tim ahli FLP dan diterbitkan oleh FLP Publishing dalam rangka memperingati 17 tahun berdirinya organisasi kepenulisan ini pada 2015 lalu.
Judul kumpulan cerpen ini berasal dari penggabungan dua kata yang diambil dari cerpen milik Ferio berjudul “Ilusi” dan cerpen milik Agus Shahafi Nashshar berjudul “Malahayu”. Di dalamnya, terdapat ilustrasi menarik yang menggambarkan isi cerpen dengan artistik.
Cerpen “Ilusi” bercerita mengenai seorang penulis berita yang hendak melaporkan bencana banjir. Namun, sebelum usai diketiknya berita tersebut, ia harus bertarung dengan ilusinya sendiri. Ilusi tersebut muncul karena kekalutan dan pergolakan pikir yang ia hadapi ketika melihat banyak kerusakan dan bencana yang terjadi.
Sementara itu, “Malahayu” merupakan kisah sebuah waduk yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dalam cerpennya, Agus Shahafi Nashshar menyajikan misteri yang membawa kita pada pemikiran mendalam mengenai keberadaan makhluk tidak kasat mata. Tentu saja penyajian tersebut diiringi dengan pemaparan kisah dan hikmah yang mematahkan mitos-mitos yang beredar di masyarakat.
Pada kata pengantar yang disampaikan oleh Sinta Yudisia selaku Ketua Umum FLP saat itu menyebutkan “FLP rumah bagi penulis muslim yang ingin bersama-sama mewujudkan sastra santun yang membangun peradaban umat”. Tidak mengherankan jika di dalam beberapa cerpen, nilai religius sangat kentara, seperti dalam cerpen “The Time Traveller” karya Riana Yahya, “Taliq Penande” karya Alimin Samawa, “Negeri Nasar” karya Baharuddin Iskandar, “Syarifah” karya Bulqia Mas’ud, “Simpul” karya Arumi Olive, “Nyi Jah” karya Awy’A.Qolamun, “Deret Enam Angka” karya Erin Cipta, dan “Sarha Panjang” karya Sinta Yudisia.
Meski tidak semua cerpen menyiratkan nilai religius, setiap cerpen menyodorkan hikmah yang dapat dipetik pembaca. Selain itu, pembaca disuguhkan narasi penambah pengetahuan mengenai daerah-daerah di Indonesia maupun di luar negeri dengan segala macam tradisi dan budaya.
Buku ini cocok untuk dibaca semua kalangan karena mengusung sastra santun dan pengetahuan tentang budaya maupun sejarah. Beberapa cerita disuguhkan secara ringan sedangkan yang lain penuh tantangan berpikir dengan akhir yang menggugah rasa penasaran. Selamat membaca!

0 Komentar