Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Mencari Hikmah dari Kisah Pernikahan Siti Asiah


Judul Buku: Siti Asiah (Keteguhan Tauhid Istri Firaun) 
Penulis: Yanuardi Syukur
Jenis Buku: Nonfiksi Islami
Penerbit: Al-Maghfiroh
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2013
ISBN: 978-602-7633-26-1
Pengulas: Fitria Kurnia Fatma, Anggota FLP Mojokerto

Buku yang akan saya ulas ini adalah hadiah dari seorang teman. Saat itu, beliau adalah Ketua FLP Ternate. Buku ini saya harapkan bisa memotivasi saya untuk 'move on' dari kesedihan. Judul bukunya 'Siti Asiah', yaitu buku yang menceritakan tentang seorang wanita istimewa. Diangkat dari kisah dalam Al-Qur'an, yaitu seorang muslimah yang menjadi istri seorang raja yang sangat kejam dan mengaku sebagai Tuhan. Apakah buku ini akan benar-benar bisa menjadikan pembacanya melupakan kesedihan, termotivasi, dan terinspirasi melalui jalan kisah Asiah? 

Langsung saja berikut ini saya sampaikan ulasannya. Sebelum menceritakan tentang Asiah, di awal bab, buku ini berkisah tentang riwayat negeri Mesir dan asal muasal Firaun dengan sangat lengkap. Dilanjutkan dengan kisah Nabi Musa kecil yang kemudian diasuh oleh Asiah, istri Raja Firaun. 

Adapun isi kandungan yang saya simpulkan dari buku ini, yaitu:  

1. Siapa Asiah, yaitu putri raja Mesir pada zaman Nabi Yusuf yang bernama lengkap Asiah binti Muzahim bin Royyan bin Walid. 

2. Perjalanan Asiah sebelum dan sesudah menjadi istri Firaun. Saat itu, istri Firaun meninggal dunia. Kemudian, ia mencari pengganti wanita dari kalangan 'atas' yang bisa mendampingnya. Firaun tertarik kepada Asiah karena terkenal sangat cantik dan mempunyai kepribadian yang menawan. Namun, Asiah menolak lamaran Firaun. Karena lamaran ditolak, Firaun murka sehingga kedua orang tua Asiah disiksa dan dipenjara. Singkat cerita, akhirnya Asiah mau menikah dengan Firaun, tetapi dengan beberapa syarat, yaitu membebaskan kedua orang tuanya dan ia tidak mau 'digauli' oleh Firaun. 

3. Kehidupan rumah tangga Firaun dan Asiah adalah kehidupan rumah tangga yang timpang karena sangat tidak sesuai jika dilihat dari latar belakangnya. Asiah adalah seorang muslimah yang beriman kepada Allah, sedangkan Firaun adalah raja yang kafir, kejam, dan mengaku sebagai Tuhan. 

4. Sifat dan karakter Asiah adalah tipikal perempuan yang sempurna, baik secara fisik dan kepribadian. Dikisahkan dalam buku ini bahwa kejayaan negeri Mesir saat itu adalah peran dari Asiah sebagai permaisuri Firaun yang mendampingi dalam urusan pemerintahan. 

Selain itu, buku ini juga lebih dalam mengupas kehidupan berumah tangga tentang sifat- sifat suami dan istri yang ideal dalam Islam. Buku ini menuntun pembacanya untuk memahami hakikat bagaimana menjadi istri yang baik, suami yang salih, dan rumah tangga yang sesuai dengan tuntunan Islam. 

Di akhir ulasan, saya juga ingin menuliskan kekurangan dari buku ini, yaitu kurang fokus dalam menceritakan Siti Asiah. Isinya terdapat tulisan yang mengarah pada pembahasan yang lebih luas. Harapan saya, buku ini bisa tuntas dan jelas menjelaskan tentang Asiah, tetapi menurut saya, masih belum lengkap. 

Namun, jika kita membacanya, kita bisa menemukan manfaat dari banyak sekali nasihat tentang rumah tangga dan hakikat suami atau istri. Akhirnya, saya memetik hikmah dari kisah perjalanan Asiah sebagai seorang muslimah. Kita harus bisa menerima takdir karena tidak semua wanita yang muslimah ditakdirkan bersuami seorang laki-laki yang taat dan mampu membimbing istrinya. 

Kesimpulannya, jadikan suamimu sebagai tangga menuju surgamu. Jika suamimu adalah seorang yang salih, akan mudah jalan seorang istri menuju surga dengan bimbingan dari suami. Namun, adakalanya suami seorang muslimah tersebut  bukanlah laki-laki yang baik agamanya, bahkan menjadi ujian dalam hidup. Dengan mendakwahkan Islam lewat akhlak istri yang baik, kesabaran, dan ketakwaan kepada Allah, akan menjadi jalan atau tangga menuju surga bagi istri tersebut. 

Demikian ulasan buku ini saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.



 

Posting Komentar

0 Komentar