Ahad, 2 Juni 2024, telah terlaksana agenda Bedah Karya FLP Jatim melalui Zoom. Acara ini menghadirkan narasumber, yaitu Nurillah Ahmad, Penulis Novel dan Cerpen Nasional, Emerging Writer Ubud Writers and Readers Festival 2019.
Bedah Karya dipandu oleh moderator, yaitu Sigit Candra Lesmana dari Divisi Karya FLP Jatim. Sekira dua puluhan peserta yang hadir sangat antusias mengikuti jalannya acara yang berlangsung pukul 19.00 sampai 20.30 WIB.
Bedah Karya ini mengupas dua cerpen dari dua cabang di Jatim, yaitu FLP Surabaya dan FLP Sidoarjo. Berikut ini resume hasil Bedah Karya:
(1) Cerpen/cermin (cerita mini) berjudul "Tiga Pertanyaan" karya Hd. Aisya (FLP Surabaya)
Ada empat poin yang perlu dibenahi:
1. Teknik show don't tell. Porsi show dan telling sebaiknya seimbang. Jabarkan perasaan (misalnya takut) dengan pancaindra.
2. Plot (hubungan sebab akibat) belum terlihat.
3. Logika cerita masih ada kejanggalan.
4. Perwatakan melalui pemikiran tokoh belum tergambar.
(2) Cerpen berjudul "Air Mata Cinta dan Harapan" karya Rochmatul Ula (FLP Sidoarjo)
Banyak PR yang perlu diperbaiki untuk tulisan ini, antara lain:
1. Tulisan lebih menjurus ke sastra pop karena gaya penuturan ringan, sedangkan cerpen yang dimuat di koran lebih masuk ke sastra kanon. Pembuka cerpen ini berupa deskripsi alam. Sebaiknya hindari pembuka yang bertele-tele melukiskan alam. Cerpen bisa dibuka dengan nama tokoh dan kalimat dialog suspensi di awal paragraf. Walau bukan konflik, buatlah pembaca penasaran atau terkesan untuk membaca sampai akhir.
2. Ada banyak pengulangan kata.
3. Ada keterangan di dalam tanda kurung yang tidak perlu.
4. Cerpen kehilangan fokus karena terlalu banyak yang dijelaskan atau diceritakan. Penulis harus membedakan antara kebutuhan si tokoh atau pemikiran penulis. Apakah yang berbicara itu si tokoh atau kita sebagai penulis?
5. Konflik batin mulai terbangun.
6. Kita perlu belajar menyalin cerpen sastra pop ataupun sastra kanon yang kita sukai. Dari situ kita bisa mempelajari tentang dialog tag, penokohan, penulisan ejaan, dan lain-lain.
7. Di tulisan ini lebih banyak curahan hati si penulis sehingga tidak termasuk cerpen, tapi lebih seperti catatan perjalanan.
***
Seusai pembedahan karya cerpen, moderator mempersilakan para peserta untuk bertanya kepada narasumber. Awalnya moderator memberi kesempatan untuk tiga pertanyaan, tetapi peserta sangat bersemangat mengajukan lima pertanyaan seputar cerpen.
Berikut ini rangkuman Sesi Tanya Jawab dalam acara Bedah Karya FLP Jatim:
(1) Tanya: Apa tolok ukur yang membuat cerpen karya kita lebih mengungguli karya lain?
Jawab: Tolok ukurnya, yaitu jika pengarang sudah bisa membuktikan kualitas karyanya. Di Indonesia, tolok ukurnya apabila tembus media koran. Walaupun tidak semua penulis menerima hal ini, mau tidak mau, kita harus mengakui cerpen yang berkualitas itu tolok ukurnya di koran, terutama Kompas. Legitimasi atau pengakuan seorang penulis dianggap sebagai cerpenis adalah bila tembus koran Kompas.
(2) Tanya: Ending cerpen yang bagus seperti apa dan berupa apa?
Jawab: - Ending tidak harus plot twist, tetapi berkesan dan ada rasa yang terbawa.
- Bisa menggunakan diksi paragraf awal diulang di paragraf akhir. Yang umum adalah menghadirkan kejutan di akhir.
- Buatlah plot twist yang sesuai isinya dengan teknik show. Plot twist harus runtut dengan isi cerita, butuh logika, dan sebaiknya hindari kebetulan yang tiba-tiba.
(3) Tanya: A. Apa media yang direkomendasikan untuk penulis cerpen pemula?
Jawab: - Bisa diawali dari media yang tidak berhonor, kemudian yang berhonor.
- Sebaiknya kita terus menulis cerpen baru agar tidak hanya menunggu satu cerpen dimuat sampai dua hingga tiga bulan. Terus menulis saja. Jangan mengirim satu cerpen yang sama ke banyak media.
- Rekomendasi dari Sigit Candra Lesmana untuk media online: milik SIP Publishing (kurasi belum ketat). Koran: Kedaulatan Rakyat (tidak menerima cerpen terlalu panjang, cukup 600–700 kata). Untuk mengetahui info tentang media yang memuat cerpen, bisa bergabung di grup Facebook: Sastra Minggu.
Tanya: B. Dalam menulis cerpen, apa yang ditulis terlebih dahulu? Apakah plot atau tokoh?
Jawab: Senyaman kita. Ada penulis yang memulai dari plot dulu atau tokoh dulu. Ini kondusif. Mana enaknya, silakan tanya ke diri sendiri. Mana ide yang lebih dulu muncul? Misalnya tokoh dulu. Tidak ada aturan khusus dan tidak perlu terkungkung aturan dalam menulis karena akan membatasi imajinasi.
Tanya: C. Apa kriteria cerpen yang menarik?
Jawab: Selera setiap redaktur berbeda. Jadi, kita harus banyak membaca cerpen yang dimuat di media yang kita tuju untuk mengetahui selera redakturnya. Begitu juga dengan editor penerbit buku. Kita harus banyak membaca buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit itu.
(4) Tanya: Untuk cerpen anak, apa yang ditonjolkan?
Jawab: - Karakter, misalnya anak yang nakal akan merasakan dampak seperti apa.
- Tambahan dari Tantri Leo (Divkar FLP Jatim) tentang cerpen anak: - Tema bebas, sederhana, dengan tujuan edukasi. - Hindari penggunaan kata yang mengarah kepada kekerasan. - Mudah dipahami anak dan penggunaan diksi yang simpel.
(5) Tanya: Apakah sulit membuat cerpen surealis?
Jawab: Jika kita punya bahan baca surealis yang cukup mumpuni dan menyukainya, baru kita bisa menulisnya. Tulisan kita tergantung dari bahan bacaan yang kita konsumsi.
Mojokerto, 3 Juni 2024
Divisi Karya FLP Cabang Mojokerto


0 Komentar