MOJOKERTO
Majapahit leluhur tanahku terpendam dalam buku sejarah
Onde-onde santapanku manjakan lidah
Jembatan Gajah Mada berdiri tegak seolah Sungai Brantas terbelah
Ode bagi Bung Karno sempat singgah mengenyam bangku sekolah
Kusbini, Sang Komposer pencipta lagu Bagimu Negeri, putra asli daerah
Epigram terbungkam dari kitab kuno serta legenda Sumpah Palapa
Realitas nusantara melupakan Mojokerto dari ingar bingar nama Indonesia
Terminal Kertajaya saksi bisu mereka meninggalkanku, angkat kaki mengejar impian ke metropolitan
Oh, Tuhan ... kuatkan tekadku di kota kecil, di desa terpencil—membangun peradaban
15 Februari 2021
Pandemi
2019 hampir tutup usia
Akhir tahun jadi awal mula
Muncul serangan makhluk tak kasat mata
Wabah tersebar lewat percikan
Manusia kalang kabut kerepotan
Cegah! Cuci tangan dari lumuran dosa
Jauhi! Jaga jarak tanpa sentuhan hina
Tutuplah! Pasang masker lisan terjaga
Berita pun enggan bicara kebenaran
Tanpa gejala merajalela jutaan korban
2020 berjalan di kegelapan
Nikmat sehat tergerus godaan
Napas sesak hirup maksiat
Sakit sukma tiada obat
Ajal menjemput lupa bertobat
Teguran keras menggema dari Sang Maha
Masihkah insan tuli?
Masihkah buta?
Virus bertebaran di muka bumi
Tancapkan teror ngeri di dada
Pandemi mengubah wajah dunia
Kenormalan baru sebagai sahabat
Pejuang jiwa berpakaian hazmat
Lindungi raga sekaligus saling berbagi
Dalam jaringan tetap silaturahmi
2021 jangan tersesat!
Selamatkan umat hingga akhirat
Mojokerto, 21 Februari 2021
Mahabenar Warganet dengan Segala Komentarnya
Dalam jaringan, mulai beraksi
Jemari tergelitik mengetik
Di layar balok pipih canggih
Dunia maya teramat cantik
Jiwa tergoda, terhasut berselisih
Ratusan kiriman berseliweran
Ribuan tanda suka bertebaran
Potret pamerkan topeng kepalsuan
Sensasi sandiwara rebut kepopuleran
Para penikmat kolom sempit lupa waktu
Berpendapat, berdebat tanpa manfaat
Pro kontra melebar, menggelinding seru
Balas-membalas tak berujung tamat
Bahasa terbiasa kurang ajar
Kebobrokan menyamar wajar
Entahlah … mana benar, mana salah
Jagat tertutup fitnah
Itulah wajah warganet: kita
Mojokerto, 1 Maret 2021
Bidadari Fana
Helai rambut berkibar
dibelai lembut sang bayu
Kain tipis tersingkap tanpa sadar
lupakan tabir nan ayu
Perintah Maha Pencipta terabai
demi pujian dusta manusia
Akankah terlena nafsu dunia
jatah usia terbengkalai
Ingat, alam keabadian menanti
ke mana jiwa kembali
Jangan tersesat rayuan nista
sejatinya berlian surga
Mojokerto, 2 Agustus 2022
*Puisi-puisi Riski Diannita, Koordinator Divisi Karya FLP Mojokerto ini pernah dimuat di media cetak dan daring, yaitu surat kabar Radar Mojokerto dan majalah digital Elipsis.

1 Komentar
Memotret realita kehidupan dalam puisi, asyik untuk dicermati dan dinikmati. kereen mbak.
BalasHapus