Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Puisi-Puisi A. Haris ar-Raci

 

Pintu

Mulailah semua dari pintu
Sebelumnya telah diambil sumpah
Amanah yang semuanya tak sanggup
Memenuhinya karena bentuk

Dari pintu ke pintu
Punya bentuk tak punya nama
Baru karena dua yang berpadu
Terbentuk badan lebih sempurna
Semua pertanda kekuasaanNya

Ke pintu demi kelak yang dituju
Sumpah dari amanah banyak terlupa
Karena godaan dari segala perkara
Padahal itu tipuan yang nyata

Meninggalkan pintu yang penentuan
Lebih dekat kepada yang dituju
Sungguh sayang bekal tak mencukupi
Penyesalan percuma
Karena tak bisa ke pintu dua

Akhirnya semua pintu terlewati
Badan gemetar karena sudah pasti
Kepada penderitaan yang abadi
Yang pasti semua pintu-pintu
Telah terlewati

Wonoayu, 200221

 

Malu Bersembunyi di Balik Pilu

Kawan…
Di mana malu kau sembunyikan
Hingga seonggok nista kau sodorkan
Itukah yang kau katakan
kemajuan
yang kau sajikan sebagai santap malam

Kawan…
Di mana malu kau sembunyikan
Pakaian iman kau tinggalkan
kimono kemaksiatan kenakan
tumbuh terkapar hangar
dalam pelukan setan berselimut kemunafikan

Kawan…
Di mana malu kau sembunyikan
Sedang Dia Maha Tahu
Semuanya apa yang kau kerjakan

Kawan…
Bila kau anggap benar diriku
Untaian saran yang kuberikan
Bila kawan berkenan
hanya saran bukan ampunan

Wonoayu, 110121

 

Contoh

Contohkan padaku cara mencari uang
Agar aku tak malas-malasan

Contohkan padaku cara menyayangi
Agar aku tak jadi pembenci

Contohkan padaku memenuhi amanat
Agar aku tak jadi pengkhianat

Contohkan padaku berbuat baik
Agar aku tak jadi licik

Contohkan padaku cara patuh
Agar baktiku menjadi utuh

Contohkan padaku cara gigih
Agar aku tak putus asa

Contohkan padaku cara belajar
Agar aku jadi pintar

Contohkan padaku berbenah diri
Agar aku jadi mandiri

Contohkan padaku cara berakhlaq
Agar diriku tak jadi rusak

Contohkan padaku cara berkorban
Agar aku menjadi pahlawan

Tapi…
Jangan contohi aku jadi pendendam
Nanti semua jadi kuterkam

Jangan contohi aku jadi pemarah
Nanti aku suka naik darah

Jangan contohi aku jadi pencuri
Nanti aku suka korupsi

Jangan contohi aku jadi pemeras
Nanati semua akan kurampas

Jangan contohi aku jadi pendengki
Nanti aku jadi pembenci

Jangan contohi aku cara berdusta
Nanti aku suka bermuka dua

Jangan contohi aku cara bertaruh
Nanti aku suka selingkuh

Jangan contohi aku cara mengejek
Nanti semua ‘kan kuanggap jelek
 

Wonoayu, 031220

 

Pohon & Pupuk

Terpatah ranting basah
Jatuh turun memukul batu
Hancur kering mengalir kesana
kemari
Sia-sia berusaha
Memasang diri pada pohon

Dipupuk pohon pada mulut
Akar kurus dan menguning
Diharap buah meranum
Tak wujud amarah terlaksana

Pupuk di buang hati berat
Semburan air buih menyiram wajah
Hati tersakiti tak pernah dipuji
Sia-sia berusaha mematut diri

Seakan pohon tiada guna
Memangkas rata jadi simpulan
Hijau daun sebagai wenteran
Padahal itu sudah keinginan

Sudah terputus ranting
Tak mungkin terpasang lagi
Lebih baik mungkin menyusur sungai
Menuju keinginan diri
Tiada guna dinaungan pohon
Berdiam diri bagai terbuang

Pada pewarna terpasrahkan
Usaha-keinginan diikhlaskan
Biarlah sudah dia yang memutuskan
Pohon ataukah pupuk yang tersalahkan

Wonoayu, 161220

 

Bersatu dalam Dosa

Huruf terangkai terbaca
Karena dia kalimat terlontar
Tes tes
Keduanya berbalas kasih
Tatkala kawan kesakitan
Bulatan hitam kekanan
kiri
Awas itu dosa
Aduhai karena dia
Mulut memuji mengejek
Rupanya dia penyebab dosa besar

Busuk tercium
Wangi terangkum
Karena dia
Mulut memuji & mengejek
Awas itu dosa
Masya Allah dia juga penyebab dosa besar

Suara terlontar terdengar
Itu karena dia mulut ikutan nimbrung
Itu karena dia
Baik jelek ia dengarkan juga
Ah di juga penyebab dosa besar

Dari atas turun ke bawah
Mengambil melempar dia lakukan
Tanpa pikir dia laksanakan
Dosa tersandang karena dia
Ah dosa pun bertambah

Lebih ke bawah lagi
Karena dia semua terhampiri
Tanpa pikir dia jalankan
Dosa besar terlaksana mereka pun menanti

Akhir semua terlaksana
Karena hati menguasai
Segala dosa dialah sutradara
Tidaklah dia sadari sebagai pembawa
Mala petaka badani & nurani

Wonoayu, 310121

 


 *A. Haris ar-Raci, Anggota FLP Mojokerto,
Penyuka buku berbau religi pengagum Hamka dan ingin mengikuti jejaknya. Buku terbarunya berjudul Bunga Petir. Aktif sebagai pengajar di MI. Bustanul Ulum Sidogede Perning Jetis Mojokerto. Kontak WA 0811306920 & surel harisari@yahoo.co.id.

Posting Komentar

0 Komentar