Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Tuhan Itu Ada di Hati

 

Oleh : Aris Rahman Yusuf *)

Judul Buku: Tuhan Ada di Hatimu
Penulis: Husein Ja'far Al-Hadar
Penerbit: Penerbit Noura Books, Cetakan ke-10, Mei 2022
ISBN: 978-623-242-147-9
Jumlah Halaman: 208 halaman

Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, melainkan juga di gubuk-gubuk orang miskin.

Sebagaimana sabda Nabi, "Bumi ini semuanya masjid." Tuhan itu ada di hatimu. Ibadah termulia adalah memasukkan rasa bahagia ke dalam hati orang lain. 

Buku ini terdiri atas empat bab, yaitu Hijrah; Islam Bijak, Bukan Bajak; Akhlak Islam; Nada, Canda, dan Beda.

Pada bab "Hijrah", Husein Ja'far menjelaskan empat aspek yang harus dilakukan oleh umat Islam ketika berkomitmen untuk hijrah. Aspek-aspek tersebut adalah aspek spiritual, aspek kultural, aspek filosofis, dan aspek sosial. 


Aspek spiritual menjelaskan bahwa pergerakan kita menuju Allah harus dimulai dari membersihkan hati dari sifat-sifat tercela dan menghiasi dengan sifat-sifat terpuji. Tubuh mengikuti hati bukan hati mengikuti tubuh.

Aspek kultural, yaitu mengakulturasi Islam yang datang dari Arab dengan nilai-nilai setempat selama nilai-nilai itu tidak bertentangan dengan aspek substansi ajaran Islam.

Aspek filosofis, yaitu hijrah harus membawa umat Islam dari keterbelakangan menuju kemajuan.

Aspek sosial, yaitu hijrah harus dapat membuat seseorang menjadi saleh ritual dan saleh sosial.

Pada bab "Islam Bijak, Bukan Bajak" Husein Ja'far menjelaskan bahwa ketika seseorang merasa pintar, saat itu ia berarti bodoh. Saat sedang merasa suci, saat itu ia sedang kotor. Pada bab ini juga menjelaskan tentang etika perang. Perang itu jangan sampai merusak. Dalam Islam, perang berorientasi damai dan mengubah seseorang menjadi baik. (Halaman 82)


Pada bab "Akhlak Islam" Husein Ja'far menjelaskan bahwa Islam itu adalah akhlak yang baik. Muslim adalah seseorang yang tidak mengganggu orang lain dengan lisan dan tangannya. 

Sementara itu, dalam bab "Nada, Canda, dan Beda", Husein Ja'far menjelaskan bahwa sebagai media, musik tidak bisa dihukumi apa-apa. Musik haram jika mengarahkan pada kejahatan, kemaksiatan, atau kesia-siaan. Musik halal jika dijadikan medium membahagiakan orang, memberikan manfaat bagi orang lain, apalagi berdakwah.



Intinya, Husein Ja'far menjelaskan di buku ini bahwa Islam itu asyik, damai, dan tanpa paksaan. Dia berdakwah melalui tulisannya dengan gaya yang lembut, asyik, kadang diselipi humor sehingga pembaca merasa diajak berdialog, bukan merasa didakwahi. 



Jaga selalu Tuhan di hati supaya kita selalu menjalani Islam dengan asyik tanpa menghakimi atau tanpa menyulitkan karena Islam itu memudahkan dan tanpa paksaan.

*) Aris Rahman Yusuf, Ketua FLP Mojokerto 2023–2025








 

Posting Komentar

0 Komentar