Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Memburu Muhammad pada Diri

 


Oleh: Aris Rahman Yusuf *)


Judul Buku: Memburu Muhammad
Pengarang: Feby Indirani
Penerbit: Bentang Pustaka, terbit Februari 2022 (cetakan kedua)
Jumlah Halaman: 224 halaman
ISBN: 978-602-291-745-8

Jika Anda ingin membaca cerita religi islami yang tidak menggurui yang bisa menjungkirbalikkan imajinasi, buku kumpulan cerpen Memburu Muhammad karya Feby Indirani ini sangat saya rekomendasikan untuk Anda baca.

Memburu Muhammad adalah buku kedua dari trilogi Islamisme Magis yang ditulis Feby. Buku pertamanya, Bukan Perawan Maria (terbit pertama 2017) telah menghadirkan sekeping sastra Indonesia di sejumlah kota di Italia, Inggris, dan Jerman sepanjang 2019.

Ada 19 cerita pendek dalam buku ini. Beberapa cerita yang sangat berkesan bagi saya, yaitu "Rahasia di Rumah Kami", "Suara Menggemparkan", "Sebuah Eksperimen", "Bakso Terenak di Dunia",  "Hidup Kedua Kiai Zahid", "Berebut Jenazah", "Umi Salihah Dimadu Lagi", "Laut, Ayah, dan sang Putri", "Dia Bertanya tentang Tuhan", dan "Memburu Muhammad". Namun, di sini akan saya jabarkan beberapa judul saja.

"Rahasia Rumah Kami" menceritakan Annisa yang melongo mengintip ayah dan ibunya menyantap bagian-bagian tubuh manusia. Ternyata ini berhubungan dengan sindiran tentang gibah.

"Sebuah Eksperimen" mengingatkan saya pada sebuah cerita tentang pemuda yang harus memilih meminum minuman beralkohol, bersebadan dengan perempuan cantik, atau membunuh seorang bayi. Di cerpen ini, si pemuda yang bernama Abdul memilih meminum minuman beralkohol. Namun, dia terselamatkan karena mengucap basmalah sebelum meminumnya. Tidak ada korban setelah dia meminum minuman beralkohol itu, tetapi dia kemudian terlelap di lantai.

"Laut, Ayah, dan sang Putri" bercerita tentang betapa beratnya tugas seorang ayah mengasuh anak, terutama anak perempuan karena merupakan amanah yang sangat besar dari Allah.

"Dia Bertanya tentang Tuhan" bercerita tentang seorang anak yang bertanya tentang Tuhan kepada ibunya. Cerpen ini menurut saya paling berbeda sendiri dengan yang lain dan bisa dibaca semua usia. Menurut saya sangat cocok juga untuk dibaca nyaring (read aloud).

"Memburu Muhammad", ini cerpen yang menurut saya benar-benar membuat saya merenung setelah membaca. Cerpen ini bercerita tentang Abu Jahal yang datang pada abad modern ini ke Indonesia untuk memburu semua orang bernama Muhammad, tetapi tidak ada satu pun yang mirip dengan sosok yang dicarinya itu, yaitu Nabi Muhammad saw. Ini menurut saya sebagai sindiran halus bahwa banyak orang bernama Muhammad, tetapi tidak ada satu pun yang sama dengan dia. Padahal, seharusnya sebagai muslim, kita mengidolakannya dan meniru akhlaknya.

Setelah selesai membaca seluruh cerpen di buku ini, saya merasa cerpen-cerpen di buku ini FLP banget alias sangat cocok dibaca teman-teman FLP. Cerpen-cerpennya bertema religi, tetapi tidak menggurui karena memutarbalikkan imajinasi dengan akhir cerita (ending) yang tidak terduga. 

Entah, pernah ikut FLP entah tidak, saya salut dengan Feby yang menurut saya mirip dengan Najwa Shihab ini. Ternyata,  saya sudah pernah membaca cerpen dia sebelumnya berjudul "Surat ke-93" di buku kumpulan cerpen berjudul Perkara Mengirim Senja yang diterbitkan penerbit Serambi pada April 2012.

*) Aris Rahman Yusuf, penulis pemelajar, penyuka bacaan fiksi dan nonfiksi, Ketua FLP Mojokerto 2023–2025. 

Posting Komentar

0 Komentar